Cerita Dewasa Aku Menikmati Keperkasaan Kakak yang Nikmat

Dalam Cerita sex kali ini , saya menceritakan tentang sebuah hubungan intim antara adik dan kakak, nah pasti nya Cerita ini sangat bergairah sekali bila kita baca dengan menikmati dan menghayati cerita dewasa terbaru ini.
langsung saja yuk di baca cerita nya , yang penting siapin sabun dulu.. hehhe


Tak sedikitpun yang terbersik untuk menyakiti Kak Dian (samaran) kakak kandungku sendiri. Aku hanya tak kuasa melawan godaan seks dari Mas Ferry (samaran), suaminya, sehingga kami terlibat hubungan seksual yang begitu jauh. Kakak Ipar ku itu telah merenggut kegadisanku. Dan aku menjadi terbuai dan tergoda oleh Ipar ku yang perkasa itu.


Cerita seks ku ini dimulai ketika aku tinggal di rumah kak Dian setelah pembantunya memutuskan untuk berhenti bekerja di rumah itu. Sejak saat itu, kak Dian kelihatan kewalahan mengurusi rumahnya, manalagi harus mengurusi suami dan kedua orang anaknya yang masih kecil. Karena itu, aku menawarkan diri untuk tinggal bersamanya. Hitung - hitung aku bisa meringankan bebannya.

Tawaranku disambut baik kak Dian, di malah sangat bersyukur aku mau tinggal bersamanya, mengurus anak-anak, dan membereskan rumah.

Aku sendiri sudah setahun lebih menganggur. Setelah lulus sarjana tahun 2003 yang lalu, aku hanya menghabiskan waktuku di rumah. Aku memang tidak pernah berusaha mencari kerja, karena aku pikir aku anak perempuan dan akhirnya akan mengurusi rumah tangga dan suami kelak. Di rumah kak Dian aku juga bisa menghibur diri. Semua fasilitas lengkap. Kala kak Dian dan suaminya berangkat kerja, aku pun bisa memanfaatkan semua yang ada di rumah. Mulai dari makanan yang serba tersedia, nonton film sampai main playstation.

Aku hanya mengurus dua anak kak Dian, itu pun tidak perlu terlalu repot, karena mereka sudah cukup besar untuk diperingatkan. Praktis pekerjaan yang berat, hanya menyiapkan makan minum untuk kak Dian dan suaminya. Setelah itu aku bisa bebas kembali. Itu sebabnya aku betah tinggal di rumah.

Setiap habis gajian, suami kak Dian Ferry selalu memberiku uang jajan yang lumayan banyak untuk membeli kosmetik dan pakaian. Malah, mereka ingin agar tinggal di rumah itu saja selamanya. Meskipun katanya aku sudah menikah nanti, aku masih bisa tetap tinggal di rumah itu. Rumah kak Dian memang cukup luas untuk menampung dua keluarga. Jumlah kamar saja ada lima biuah, ditambah ruang tamu dan ruang keluarga yang sangat lapang.

Bulan ketujuh aku tinggal di rumah itu, suami kak Dian sakit. Ia mengalami patah tulang setelah mengalami kecelakaan di perbatasan kota. Ferry harus istirahat selama dua bulan. Karena kak Dian sibuk kerja, aku yang harus menggantikannya mengurusi mas Ferry. Mulai dari kebutuhan makan, minum sampai ini dan itu semua aku lakukan. Maklumlah kak Dian wanita karier yang sangat sibuk. Ia baru bisa pulang pada malam hari.

Dari sinilah bencana berawal. Diam-diam, mas Ferry sering memperhatikanku. Aku sangat sadari itu, tapi aku berusaha untuk menyembunyikannya. Lama - lama mas Ferry tambah berani ia mulai memegangi tanganku dan mencoba merayuku untuk berhubungan seks, aku hanya diam dan berusaha menghindar dari bujuk rayunya, karena itu kuanggap hanya sebatas gurauan belaka.

Suatu siang ketika aku tidur lelap di dalam kamar, tiba-tiba ada beban berat yang menindih tubuhku. Aku sempat terperanjat kaget dan berusaha berontak, namun kekuatan itu kian dahsyat menindihku. Tak kuasa aku melawan semuanya, dan akhirnya, mas Ferry....
Sejak itulah petualangan kisah seks kami bermula. Tak ada rasa lagi rasa berontak dalam diriku malah, aku jadi lupa kalau Ferry adalah kakak iparku. Kami melakoni petualangan porno itu tanpa batas. Aku dan Ferry betul - betul merengkuh kenikmatan seksual, tanpa pernah tercium oleh kak Dian. Sampai detik ini pun kami masih menjalaninya. Kapan mengakhirinya, aku juga tak tahu. Semoga Artikel Ini Bermanfaat,,,,,,,
readmore »»  

Cerita Dewasa Ngentot Perawanku Hilang Karena Obat Perangsang


Aku terbangun. tak tahu jam berapa sekarang. terbaring, telanjang. lampu redup menyala disamping tempat tidur menerangi tubuhku yang dilimuti oleh bekas sperma yang mengering dan keringat. aku bisa mendengar suara andre dan teman2nya di luar, tertawa sambil menceritakan pengalaman mereka saat mereka menyetubuhi diriku. aku melihat ke sebelah kananku, ke arah pakaianku yang tersebar. ingin ku mengambilnya dan memakainya, tapi tubuhku lemas tak berdaya. kakiku terasa sangat berat. kepalaku pusing dan merasa perih nan geli di vaginaku.
aku merasa jijik. aku ingin menangis. tapi ada perasaan kecil dalam batinku yang mengatakan bahwa aku menikmati dijadikan budak seks oleh Vanya. ah, kemana pula sopan santunku, aku belum memperkenalkan diriku. sebut saja namaku Imelda, dan berumur 18 tahun. aku saat ini duduk di kelas 3 sma di sebuah sekolah swasta di daerah pejaten. kenapa aku bisa di posisi seperti ini, kuceritakan dulu awalnya.
aku masuk kelas 3 sma sebagai anak baru yang pintar, secara fisik bisa dibilang manis juga, dengan rambut pendek separuh leher, kulit hitam manis dan walaupun mungil, badanku cukup atletis karena aku suka sekali dengan ekskul dance. dan walau aku tidak diberkati dengan dada yang extravaganza, bagian pinggul dan pantatku termasuk menjadi nilai plus ku. aku adalah penyendiri yang kurang percaya diri. teman2ku rata – rata berasal dari geng anak pintar nan kutu buku. pernah beberapa kali pacaran, namun nggak sampai meniru2 adegan film porno, yang menjelaskan bahwa aku masih perawan ting ting. aku adalah juara kelas. hasil ulanganku selalu mendapatkan nilai 80 keatas. kehidupanku mulai menjadi neraka seksual berkat teman sekelasku yang bernama Vanya.
Vanya adalah anak orang kaya yang luas pergaulannya. dia kerap masuk kelas dengan kantung mata yang besat karena party – party di malam sebelumnya. dia juga merupakan kembang sma ku. cowok2 baik yang sekelas sampai para senior berebut akan perhatiannya. dia selalu tampak up to date dengan blackberry nya yang paling baru, pakaian dan sepatu dengan merek yang paling trendy, dan juga ketat dan seksi. tapi kecuekannya terhadap pelajaran sekolah itulah yang membuatku seperti ini sekarang.
aku ingat benar, waktu itu pelajaran matematika, dan sedang ujian. Vanya, sebagai teman sebelahku yang baik, menyenggol lenganku, ingin melihat lembar jawabanku yang sudah hampir selesai kukerjakan. sebagai anak yang bangga dengan hasilku sendiri dan menghargai kejujuran, tentu aku tidak memperlihatkan jawabanku kepadanya. Vanya terdiam, menutup mukanya dengan tangannya, lalu memukul meja dengan keras dan meninggalkan kelas tanpa memperdulikan ujian yang berlangsung. aku kaget & takut, tapi aku harus teguh pada pendirianku.
saat beristirahat aku bertemu dengannya, dia menyapaku dan meminta maaf karena sudah bersikap seperti itu tadi. dia bilang bahwa dia menghormati keputusanku untuk tidak memberikannya contekan karena itu jadi menyadarkannya tentang pentingnya belajar. lalu mengobrol2 kecil denganku. keesokan harinya, dia mengajak aku pergi kerumahnya untuk berenang bersama teman2nya yang lain. pada mulanya aku menolaknya dengan alasan harus belajar dan ada les balet, tapi dia meyakinkan aku untuk pergi karena ada senior cowok lucu yang aku suka juga datang ke acara itu.
sesampainya disana, aku melihat banyak teman2 gaulnya, dan juga beberapa cowok senior yang termasuk jajaran the top boys di sma ku, yaitu andre, joe, willy, dan anton. mereka adalah atlit basket sekolahku dan memiliki banyak penggemar. salah satunya adalah diriku. setelah menikmati minuman ice lemon tea menyegarkan yang diberikan Vanya, aku pun mulai berenang2, dan ternyata Andre berenang menghampiriku. dia bertanya2 mengenai diriku, dan kenapa dia tak pernah melihatku.
aku menjawabnya dengan tidak konsen. mataku sering melenceng ke dadanya yang bidang dan perutnya yang six pack. entah kenapa kepalaku berasa ringan. aku merasakan keinginan yang amat sangat untuk menciumi dan melahap cowok ganteng didepanku ini, memegang kontolnya yang besar, menjilatinya sekujur tubuhnya, dan menelan spermanya. di sisi lain, aku merasa pusing seperti mabuk laut di kala kapal tengah badai. aku merasa berputar. (baru setelah beberapa lama aku tahu bahwa ice tea yang diberikan Vanya pecun itu telah dicampur dengan obat perangsang wanita banyak dan pil ecstasy yang telah ditumbuk, dan dicampur dengan dosis obat penenang yang besar)
Andre melihat gelagatku yang pusing dan menawarkan aku untuk ke pinggir.
Vanya membantuku naik dan menawarkan aku tidur dikamarnya. 

Andre dan Vanya membantuku berjalan sampai ke kamar Vanya, lalu Vanya meninggalkan kami berdua sementara Andre menemaniku tiduran. 
aku berbarang dengan posisi terlentang dengan bikini pinjaman dari Vanya yang cukup minim, sedangkan disampingku ada seorang cowok keren setengah telanjang, berbaring sambil menghadap ke diriku. dia mengelus2 rambutku, sambil sesekali menyentuh leherku. dia berkata bahwa dia sangat suka denganku, dan akan memberikan pijatan khusus sehingga aku cepat sembuh. diapun membuka tali bikini bagian dadaku, dan membelai sambil memijat payudaraku. aku mengerang keenakan. tangan cowok pujaanku sedang meraba diriku! mimpi apa aku! diapun mulai menciumi payudaraku sambil menurunkan tangannya keantara selangkanganku dan melakukan gerakan2 mistis yang membawa eranganku keluar.
aku menutup mataku. aku berada di nirwana. sejuta kembang api menyala saat aku bergetar dengan orgasme. aku menginginkannya lagi dan lagi, tapi aku tak kuat bergerak. belakangan aku tahu bahwa obat yang diminumkan kepadaku memiliki efek membius sehingga aku setengah sadar, dan bergairah mampus sampai2 aku tak memperdulikan sekelilingku. dan hal itulah yang dimanfaatkan oleh Vanya. setelah Andre meledakan orgasme pertamaku, beberapa orang lelaki masuk kedalam kamar. mereka adalah pembantu – pembantu dan sopir Vanya yang total berjumlah 3 orang. aku telah dibius kenikmatan dan terlena dengan nafsu seks yang hebat, tidak perduli dengan siapa yang ada disitu, setahu aku, Andrelah yang menyetubuhiku dan mengambil keperawananku dengan kenikmatan. setahu aku, Andrelah yang sedang kusedoti penisnya dengan bersemangat. Andrelah yang menggerakan tanganku untuk mengocoki penisnya. dan tanpa sepengetahuan & kesadaranku, Vanyalah yang mengabadikan kodak moment dimana aku sedang digencet oleh para mas – mas itu dengan digital camcordernya. dia mengambil jelas mukaku secara close up, ekspresiku kesakitan & kenikmatanku saat digenjot sang sopir, dan hasrat buasku saat menelan sperma dan penis sang pembantu.
aku bangun jam 2 siang keesokan harinya dengan kepala sakit, badan pegal dan masih mengenakan baju renangku. seseorang menutupi aku dengan selimut, dan membiarkan aku tidur di kamar Vanya dengan tenang. pintu terbuka, dan Vanya masuk, membawakan aku segelas teh panas. katanya aku pingsan karena darah rendah dari kemarin sore. dia juga membawakan makanan dan menawarkan sopirnya untuk mengantarkan aku pulang, jadi aku langsung pulang dari rumah Vanya.
sore setelah kelas keesokan harinya, aku diajak menemani Vanya ke kamar mandi sebentar. waktu menunjukkan pukul 15.00, saat anak2 ekskul sudah mulai pulang dan sekolah menjadi sangat sepi. sesampainya disana, rupanya ada geng cewek gaulnya Vanya, yang terdiri dari Anne, Chazie, Yasmin dan Reyna, tampak sedang menunggu sesuatu. 
Vayna menutup pintu kamar mandi, lalu ia memperlihatkan sesuatu dari ipod touchnya, yaitu film saat aku sedang menjadi binatang seks yang buas dan diganyang oleh 3 mas – mas yang menjijikan. “Ini adalah balasan karena lu gak ngasih gue contekan! Nilai gue nol gara2 lo! Sekarang lu mesti nurutin gue, atau lu bisa yakin, film ini bakalan muncul di forum2 internet, facebook lo dan email anak – anak satu sekolah!”
aku shock. masih tak percaya dengan apa yang kulihat. yang menyadarkanku dari shock ku adalah tamparan Yasmin yang keras. rupanya mereka mendapat kebebasan untuk terserah nyuruh aku ngapain aja oleh Vanya, sementara dia mau pulang duluan. Reyna mendekapku dari belakang, dan Chazie nampak sibuk melucuti pakaianku. aku ingin memberontak. aku ingin berteriak. tapi gambaran akan kebejatanku tersebar satu jakarta menahanku. apa kata teman – temanku… Imel si pelacur, si bispak, ngentot ama mas2! ah! tidaaaak!
aku pun telanjang bulat kecuali untuk kaos kaki dan sepatu yang masih melekat. Chazie menyodorkanku baby oil dan menyuruh aku menggosokannya ke seluruh badanku. setelah badanku licin dan mengkilap, Yasmin meraba pantat dan vaginaku. dia sangat menyukai pantatku yang moleh ini rupanya. Reyna ternyata memiliki pemikiran yang lain. dia menyuruh aku untuk masturbasi sambil melakukan gerakan – gerakan erotis. akupun melakukannya dengan berat hati, dan gemetaran. tiba2 pintu terbuka, dan masuklah Andre, Joe, Willy & Anton kedalam kamar mandi. aku pun refleks menutupi tubuhku, yang membuat Reyna dengan secepat kilat menendang perutku sehingga aku terbungkuk kesakitan. “Siapa yang suruh berenti?! Tunjukin kepecunan lu ke kita semua!” katanya sambil menjambak rambutku dan mencucukan kaki bersepatunya kedalam vaginaku. akupun menurut. aku menggerakan tubuhku dengan gerakan erotis, meraba sekujur tubuhku sambil menggosok2 vaginaku. rasa malu yang amat sangat menguasaiku.
Andre dan cowok2 ganteng itu menontoniku melakukan gerakan – gerakan nista ini! hancur sudah harga diriku. setelah 5 menit, Joe & Willy pun membuka celana mereka dan menyuruhku menghisap penis mereka yang terjulur keras. jangan sampai aku bercerita bagaimana rasa & baunya penis cowok yang baru main basket dan tidak mengganti celana dalam mereka. amis, asin, kecut, sebut saja. semuanya ada. dan semua harus kujilat bersih.

Chazia, Reyna dan Yasmin hanya tertawa – tawa saat melihatku menguras penis Willy & Joe. mereka puas saat muka tersiksaku dilapisi oleh sperma remaja yang terlalu banyak makan protein (agak kuning & amisnya minta ampun) suatu pikiran terlintas dikepalaku, “kalau begitu, 2 cowok berikutnya pasti minta bagian juga” lalu kulihat Andre dengan malu, ternyata dia sedang memegang handphone berkameranya kearahku dan berkata, “yak, cut!”… gilaaaa!!! sinjiiiiinggg!!! gue direkam lagi! gue, cewek nista ini, terekam lagi2 dalam bentuk digital, siap buat jadi bahan cowok2 masturbasi atau dipertontonkan ke teman2 dekatnya!! tidaaaak!!
Andre lalu mendekatiku, membawakan bajuku, dan berkata “tenang mel. kamu sekarang pake baju, lalu kamu ikut aku. aku pulangin kamu. nanti aku kasih file yg di hapeku ini ke kamu.” aku menangis sambil memakai pakaianku lagi dan mengikutinya kearah mobilnya. hancur aku! aku tak pernah dipermalukan seperti ini seumur hidupku! paling tidak, sampai saat ini. yang ternyata, tidak ada apa – apanya dibanding yang berikutnya terjadi denganku.
Ok teman teman, bersambung ceritaku kali ini, aku masih capek dan kadang malas menginat cerita masa laluku, tapi harus aku share sebagai pelajaran buat yang lain. Sampai sekarang aku amsih sedih karena perawanku harus hilang, mahkota wanita yang sangat berharga bagiku, yaitu sebuah keperawanan.
readmore »»  

Cerita Dewasa Sex Pakai Obat Perangsang

cerita ngentot tanteku pake obat perangsang- Hari-hari belakangan aku sering berkhayal tentang tante mia, istri om ku, om darta. Banyak pikiran ngeres di otak datang tiap malam. Mulai dari keinginan melihat keindahan tubuh telanjangnya, mengelus paha mulus nya, meremas toket besar nya, ingin melihat bentuk memek dan menjilati, sampai dengan keinginan bercumbu dan bercinta di atas kasur, yang kemudian berakhir dengan menumpahkan sperma di memek tante mia.

Bertahun-tahun tante mia menjadi bagian dari keluarga besar kami sejak menikah dengan om darta tidak pernah terlintas aku pikiran itu datang, Kini saat tante mia berusia 42 tahun dengan dua putri cantik hasil cetakan memeknya pikiran bejatku muncul. Hal itu berawal dari ketidaksengajaan melihat paha mulus tante mia yang sedang tiduran di rumah nenek akibat dari rok yang sedikit tersibak keatas. Dan mungkin juga karena aku sudah cukup dewasa[20 tahun] serta telah merasakan nikmatnya ngentot memek. Yah, memek pacarku, indri.

Hampir tiap malam pikiran ngeres itu datang, bahkan sekarang jika aku ngocok kontol, tante mia lah yang jadi bahan fantasi. Lebih gila dari itu jika aku ngentot indri, aku membayangkan tante mia sedang melayaniku.

Dalam obrolan tak penting dengan teman-teman kuliah di pinggir jalan, ide menggarap tantr mia itu muncul semakin besar. Hal itu ketika seorang teman dengan bangganya bercerita tentang keberhasilan merenggkuh kegadisan sang pacar berkat bantuan obat perangsang. Tindakan gila itu katanya terpaksa di lakukan karena selama mereka berkencan, pacarnya selalu tidak mau di ajak bercinta dengan alasan ingin mempertahankan keperawanan sampai pernikahan. Dasar gila itu temanku.

Ngentot tante mia dengan obat perangsang? Ah ini ide gila. Banyak resiko negative akan timbul jika tindakanku ketahuan kelak. Tapi, memberi obat perangsang sebagai jalan aku menjelajahi tubuh tante mia, melihat memeknya, meremas dan mengisap buah dada, meraba paha mulus, sampai menelanjangi tante mia, ini yang sedang kupersiapkan serius.
Pencurian Referensi tentang obat perangsang dari seorang teman sudah cukup jelas di otakku, mulai dari merek obat perangsang, harga tidak mahal sehingga tidak perlu membohongi nyokap pura-pura minta uang untuk beli buku, sampai dengan teknik mencampurkannya kepada makanan/minuman. Sekarang tinggal waktu yang tepat untuk beraksi.

Pada suatu hari aku di suruh nyokap mengantarkan uang kepada tante mia, katanya uang arisan. Tak taulah gimana cerita nya nyokap bisa bergabung dengan kelompok arisan dengan warga di sekitaran rumah tante mia. Bagiku, ini adalah kesempatan untuk menjalankan aksi.
Sebernanya aku disuruh ke rumah tante mia setelah pulang kuliah, tapi karena pertimbangan banyak hal, jadilah aku bolos kuliah dan langsung menuju rumah tante mia. Sehingga jam setengah sembilan aku sudah berada di depan rumahnya.
‘lo, Alan, kok udah datang, kata mama kamu ntar siang’ tante mia kaget dengan kedatanganku.
‘hehe…aku bolos tan, males ke kampus dosen nya gak asyik’ aku pura-pura. sementara Tante mia menggeleng kepala sampai tersenyum manis.
‘jangan bilang sama mama ya tan’
‘tapi sekali ini aja kan, besok-besok tante laporin’ tante mia dengan nada penuh canda.
‘ok tan, setuju. Makasih’
Aku masuk ke rumah tante mia. Sudah ku perkirakan hanya dia sendiri dirumah. Dua putrinya sedang sekolah, sementara om darta sang suami sedang bekerja. Beginilah kehidupan tante mia, seorang full ibu rumah tangga. Dan saat itu pun dia sedang masak, jadi aku dan tante mia ngobrol di dapur setelah serah terima uang arisan selesai. Dan tentu saja sambil otakku terus berpikir keras bagaimana bisa mencampur obat perangsang ini dengan minuman.

Setelah acara masak memasak selesai tante mia pun mandi. Sementara aku ruang tengah untuk nonton tv. Tapi buka tv yang jadi konsenku, tapi aku mulai mencari peluang untuk menuangkan obat perangsang ini. rumah tante mia memang sudah seperti rumahku sendiri. aku bebas menyantap makanan atau minuman di sana, atau kesana kemari tanpa kaku, kecuali kamar tante mia tentunya. Aku membuka kulkas , memperhatikan meja makan untuk mecanri sarana mencampur obat perangsang. Tapi tidak ada sreg dengan hatiku.
Setelah selesai mandi dan berpakaian tante mia bergabung dengan ku nonton tv. Aku duduk di sofa bersama tante mia. satu toples kue dan teh manis menemani kami ngobrol akrab.
‘tambah teh manisnya lan’ tante mia menawarkan ketika melihat minumannku habis.
‘ga usah tan’ jawabku ‘ tante gak suka minum teh yah’ aku makin mencari celah.
‘kadang-kadang aja, Cuma kalo sekarang tante lagi rajin minum susu kalsium. biar tulang gak keropos. maklum udah tua’
‘wah tante udah ke makan iklan neh’ candaku
‘mungkin juga , tapi bener juga kan, kalsium bagus buat tulang’ kata tante mia ‘o iya, tante lupa hari ini belum minum, kamu mau lan’ katanya sambil berlalu
‘gak ah’
Tante mia kembali dengan segelas susu putih kalsium, kami pun kembali ngobrol kesana kemari. Kini sasaran ku jelasl; susu kalsium ini lah yang akan jadi tempat mencampur obat perangsang..
dag dig dug jantung ku berdebar berharap tante mia meninggalkanku untuk memberi kesempatan menuangkan obat perangsang kedalam susu kalsium. Dan tenyata benar adanya. Tante mia kebelakang entah apa tujuanya. Dengan cepat kubuka tas, kumabil obat perangsang yang telah ku masukan ke dalam botol air mineral. siapapun akan menyanggka jika melihat botol itu adalah air mineral yang dijual bebas, padahal isinya telah ku ganti dengan obat perangsang yang hanya beberpa mili liter itu. Jika tante mia melihat botol itu pasti akan mengira kalu aku kuliah bawa air minum, padahal aku gak pernah bawa. Hanya saja aku sering lihat teman-teman cewek membawa air minum di tasnya.kalau ke kampus.

Hanya perlu bebera detik aku tuangkan obat perangsang ke dalam susu kalsium tante mia. Tapi efek jantungku benar-benar dahsyat, jantungku berdebar semakin kencang, keras sekali, seperti mau meledak. Percampuran antara harapan, cemas, dan takut terjadi sesuatu yang diluar perkiraan. Hingga tak terasa jidatku mengeluarkan keringat. Sambil menanti tante mia kembali bersamaku.
‘tante gak kemana-mana kan hari ini’
‘tiap hari emang tante gak kemana-mana, emang nya kenapa?’
‘ya nggak tan, barangkali tante mau pergi, jadi keganggu aku numpang bolos disini’
'nggak-nggak kok'
Dakdigdug jantung semakin keras ketika susu kalsium yang telah bercampur obat perangsang itu habis di minum tante mia.

‘enak banget jadi artis, kawin cerai udah biasa’ kataku mengomentari acara infotainment yang sedang kami tonton.
Tante mia tertawa kecil mendengar celotehku. ‘eh gimana indri, kamu kok gak pernah cerita lagi sama tante’
‘baik-baik aja tan, kadang bosan juga sih, pengen cari lagi’
‘tapi jangan sampe nyakitin cewek kalo mao ganti pacar, sebelum kawin sih ga apa-apa’
‘itu dia masalahnya tan’
‘kenapa emang’
‘ah gak ah’
‘lo kok nggak’
‘rahasia dong tan’
‘pake rahasia-rahasia an sama tante’
‘nanti tante cerita sama mama’
Tante mia tertawa kecil. ‘ya udah tante janji lagi gak lapor mama kamu’
‘ngomongin yang lain aja ah’
‘eh nggak, nggak, belum selesai’ tante mengoyak pahaku.’sekarang tante mau Tanya, kamu udah apain tuh indri’
‘emang di apain tan, gak ngerti’ aku belaga bego
‘hmm, jangan-jangan, kamu udah…..’ tante mia memainkan jari telunjuknya ‘jangan-jangan , hayo ngaku hehehe……’
‘ngaku apain sih tan’
‘kamu udah nidurin indri, bener kan’ tante mia sambil senyum
‘ah nggak….tante kok punya pikiran gitu sih’
‘ayo ngaku..’ tante mia mencubit pinggangku pelan dan tak melepaskan.
‘aduh sakit tante, geli nih…..’
‘ngaku gak…’
‘tante lepasin nih aduh, aduh……’ aku geli sambil tertawa-tawa
‘ngaku gak, biarin tante cubit sampe ngaku’
‘gak tan, nggak, belum di apa-apain. Aku memiringkan tubuhku berusaha melepaskan cubitan tante, kedua telapakak tanganku ku kugunakan untuk menutaup wajah yang mulai memerah menahan malu dan geli. Tante mia tidak melepas. Bahkan tangan kirinya berusaha melepas kedua telapak tangan di yang menutup wajah.
’ngaku nggak?’
‘iya tante, udah,udah tante, lepasin’
tante mia melepas cubitannya, tapi tidak di selesai disitu, sekarang ia mencubit kedua pipiki ckup keras.
’Keponakan tante udah nakal yah’
‘aduh tante…sakit nih’
‘biarin…..’
‘tante jangan bilang mama yah…aduh…aduh…’
Wajahku di jembreng tangan tante mia dengan jarak yang sangat dekat bahkan kadang bersentuhan membuat kontolku ngaceng.
Perlakuan ‘kejam’ tante mia berangsur menjadi seperti orang horny. tatapan mata serta gerak tubuhnya menandakan itu. Ku piker obat perangsang itu sudah mulai bekerja di tubuhnya, kurang lebih 30 menit setelah masuk ke tubuhnya.
Aku membalikan badan ke sandaran sofa untuk menyembunyikan mukaku yang memerah malu ini. tangan tante mia berusaha mengembalikan wajahku kea rah depan, aku bersikukuh dengan merapatkan wajah di sandaran sofa. Pergerakan tubuh tante mia ternyata terasa di bagian pungguku, ternyata tubuh tante mia sudah merapat dengan pungguku. Ah kontolku semakin ngaceng saja mendapat gesekan benda empuk di belakang., kupastikan itu adalah toket tante mia yang berhimpit.
‘alan berbalik dong, masak tante di belakangin begini’
Aku tidak mempedulikan, yang ada di pikiranku adalah tentang aksi lanjutan ini.
Tiba-tiba tante mia memelukku dari belakang, tangannya melingkar di perutku, sementara kepalanya berada di leherku.
Yes,yes. Berarti obat perangsang ini sudah bener-bener bekerja. Aku membalikan wajahku tante tak melepaskan tubuhnya berhimpitan.
‘lan…’
‘tante ga cerita sama mama kan’ aku pura-pura masih membahas tema tentang indri, padahal aku yakin betul pikiran tante sudah berpindah dan di masuki birahi efek dari obat perangsang.
‘alan, ah….’ Tante mia duduk di panggkuanku, dan membenamkan tubuhnya di dadaku, toket besarnya menekan dalam di dadaku, mulutnya meciumi leher Sementara kedua tangan memegang tanganku.
‘tante’ aku pura-pura kaget
Tante mia tidak berkata-kata lagi. Ia terus saja bergerila menciumiku dengan suara yang semakin parau. Aksi tante mia semakin liar ketika dia membuka kaos yang ku kukenakan.
‘tante’ hanya itu yang keluar dari mulutku.
‘tante pengen’
Aku mulai beraksi, tangan yang dari awal sudah gatal inging menjamah, langsung beraksi meremas toketnya. Uh, gede banget, empuk.
Tante mia tidak puas dengan dengan remasan tanganku, ia mengangkat tshirt, dan membuang begitu saja, kemudian dia melepas tali bh dan juga mencampakan kebelakang, toketnya kemudian di berikan kewajahku.. Cup cup mulutku langsung nyosor di putting toketnya. Toket putih besar dengan putting merah kehitam-hitaman menjadi mainan lidahku. Buas sekali memainkan toket tante mia, bahkan secara jujur aku lebih bernafsu dengan toket tante mia dari pada toket indri yang tidak terlalu besar itu.
Aku semakin liar, mendorong tante mia hingga telentang di sofa. Inilah tujuanku, menikmati setiap jengkal tubuh tante mia. Tindakan pertama yang kulakukan adalah melepas rok dan celana dalamnya, hingga tante mia telanjang bulat telentang pasrah di sofa siap menanti semu perilaku bejatku.
paha mulus tante mia menjadi sasaran utama, gara-gar paha mulus inilah aku melakukan aksi gila ini. aku menggerangi sertiap jengkal paha mulus tante mia, sedikit demi sedikit hingga telapak tanganku semakin dekat dengan daerah paling pribadi milik perempuan; memek tante mia. ada bukit indah dengan rerimbunan rambut hitam disana. cukup lebat. bermain jari-jari disana aku sangat terobesi dengan belahan indah memek dengan lorong yang memerah.
'eghhhh.....egghhhh.....eghhhh...' tante menggelinjang ketika tanganku berada di bibir memek itu.
sejenak aku meninggalkan memek tante mia. sasaranku kini adalah dua bukit kembar yang masih cukup membusung meski sedang telentang. dengan buas aku melumat puting toketnya sebelah kiri, meremas payudara kanan dengan tanganku.
gerakan mulut dan lidahku semakin menjadi ketika aku menjejahi setiap centi tubuh molek tanteku itu. dari leher, turun kembali ke toket kemudian berangssur turun ke memek. bermain main lidah di memek aku berlama-lama apalagi posisi kaki kiri tante mia sudah berada di atas sandaran sofa sehingga wilayan memek semakin terbuka. tante mia terus mendesis. aghh.....aghhhhh.....eghh....ohhhhhhh........zzzzz......suara desisan itu membuatku semakin bernafus, kontolku semakin keras dan berdenyut dan secara reflex tangan kiriku melorotkan resleting celana dan mengeluarkan kontolku. tangan kiriku bekerja meremas dan mengocok kontolku, sementara lidah lu terus menjilati memek tante mia, tangan kanan terus menjelajah dari paha kemudian ke toket dan memek secara bergantian.
oghhh.....oghh....aghh.......eghh.........tante mia terus saja mendesis dengan tangan tante yang kadang menjambak rambutku.

dengan celana jeans yang ku pakai aku tidak leluasa mengocok kontolku, maka aku berniat melepaskannya. tapi sebelum itu ku lakukan aku sempat berpikir tentang keamanan rumah. maka ku gendong tante mia ke kamar.
readmore »»  

CERITA DEWASA Amelia, Nikmatnya ABG SMU

http://videosexku.blogspot.com/2014/12/cerita-seks-nafsu-tapi-sedarah.html
Saya akan berbagi Cerita Dewasa yang berjudul “Amelia, Nikmatnya ABG SMU”, Pengen tau ceritanya? yuuk langsung aja dibaca cerita dewasa dibawah ini, Selamat Menikmati dan Salam17+ 
Amelia atau panggilannya Lia, gadis berkulit putih, tinggi 187 cm, berat 52 kg dan ukuran payudaranya saya perkirakan 34B, betul-betul anak SMU yang baru berkembang.

Awal perkenalan saya dengan Lia, kami janji bertemu di rental internet favorit saya dekat mall.

“Hallo.. Om yang namanya Andi?” tanya seorang gadis SMU pada saya.
“Iya.. Amelia ya?” tanya saya kembali padanya sambil memperhatikan wajahnya yang manis, rambut hitam lurus sebahu dan masih memakai seragam SMU-nya.
“Lagi ngapain Om?” tanyanya sambil duduk di kursi sebelah saya.
“Liat email yang masuk nich, panggil aja Andi ya” pintaku.
“Ya, panggil juga saya dengan Lia” jawabnya sambil mepet melihat ke arah monitor komputer.
“Okey, Lia bolos sekolah ya, jangan keserinngan bolos loh” nasehatku.
“Enggak kok, wong nggak ada guru, lagi ada rapat tuch”

Wangi juga bau parfumnya, mana rok abu-abunya span lagi, si boy jadi bangkit nich. Wah, kalo bisa making love sama Lia, asyik juga.. Huh dasar lagi mumet nich otak, maunya si boy saja.

“Ndi, Lia boleh tanya nggak?”
“Boleh aja, andi itu orangnya terbuka kok en’ fair, mau nanya apa?”
“Kalo tamu ceweknya Andi ngajak jalan-jalan, bayar nggak?”
“Oh itu, ya terserah ceweknya, pokoknya keliling Lombok ditanggung senang dech”
“Masalah hotel, akomodasi dan lain-lain ditanggung tamu, gitu”
“Kalo making love gimana?” tanya Lia antusias.
“Kalo making love sich, terserah tamunya, kalo suka sama Andi, ayo aja”
“Biasanya Andi selama ini dibayar berapa sich?”
“Ya, kira-kira lima ratus ribu sampai satu jutaan”
“Itu berapa hari?”
“Terserah tamunya aja mau berapa hari, okey, puas?”
“Mmh..” guman Lia seperti ingin menanyakan sesuatu tapi ragu-ragu.
“Kalo Lia udah pernah dicium belum atau udah pernah making love?” tanyaku.
“Ih, si Om nanyanya gitu”
“Ah, nggak usah malu sama Andi, ceritain aja”
“Belum sich Ndi, cuma kalo nonton BF sering”
“Jangan ditonton aja, praktek dong sama pacar” tantang saya sambil menepuk pundaknya.
“Pacarnya Lia itu agak aneh kok”
“Gimana kalo praktek sama Andi, ditanggung senang dan tidak bakalan hamil”
“Hush, jangan aneh-aneh Ndi, Lia udah punya pacar lho”
“Nggak aneh kok, kalo praktek pacar-pacaran” rayu saya, sepertinnya ada peluang nich. Saya harus merayunya supaya Lia tidak ragu-ragu lagi.
“Iya sich, tapi..” jawabnya ragu-ragu.

Setelah selesai membalas email yang masuk, saya berencana mengajak Lia ke pantai Senggigi, siapa tahu ada kesempatan, ya nggak pembaca. Ternyata Lia itu tinggal bersama ibunya yang masih berusia 47 tahun dan suaminya tugas keluar pulau selama beberapa bulan.

“Mau nggak ke pantai jalan-jalan, tadi Lia naik apa?”
“Naik mobil, pake mobil Lia aja” ajaknya bersemangat sambil menggandeng tangan saya seperti Om dan keponakannya.

Ternyata mobilnya memakai kaca rayban gelap dan ber-AC lagi, jadi siang itu kami meluncur ke pantai senggigi dan sebelumnya kami membeli beberapa camilan dan saya juga membeli kondom, biasa.. he.. he..

Lia menjalankan mobil dengan santai, tapi saya jadi tegang terutama si boy dan bukan mobilnya yang jalan santai yang membuat saya tegang, rok abu-abunya itu lho. Sudah span, pas duduk dalam mobil otomatis bertambah pendek saja hingga memperlihatkan setengah bagian pahanya yang putih mulus dan masih kencang.

“Eh, Ndi kok bengong, ngelamun jorok ya?”
“Eh.. Eh.. Nggak juga” jawab saya tergagap-gagap.
“Terus kenapa liatin pahanya Lia terus”
“Badanmu itu bagus kok, rajin fitnes ya?”
“Pasti, supaya badan Lia tetap fit dan seksi. Gimana, seksi nggak?” tanyanya tersenyum.
“Seksi bo! Eh Lia parkir aja yang di pojok tuch” tunjukku pada sebuah pojokan, agak menjauh dari jalan raya dan terlindungi oleh pepohonan, asyik nih siapa tahu bisa indehoy.
“Bagus juga tuch tempatnya” jawab Lia setuju sambil memarkirkan mobilnya hingga pas dengan lebatnya pepohonan, yang kalau dari jalan raya tidak kelihatan dan juga tempatnya sepi, jauh dari pemukiman dan lalu lalang orang, paling-paling orang yang berjalan di pantai, itupun agak samar-samar.

Mudah-mudahan pembaca tidak bingung membayangkan ilustrasi tempat yang saya ceritakan. Setelah Lia parkir, kami saling curhat tentang masalah pribadi Lia yang belum pernah making love dan ibunya yang sering kesepian ditinggal suaminya pergi.

“Ngomongnya nggak enak ya kalo kita berjauhan begini”
“Maksud Andi..”
“Lia duduk aja dekat Andi”
“Tapi kursi itu kan cuma satu”
“Ayo dong Lia, duduk sini kupangku” rayu saya sambil menarik tangan kanannya.
“Malu ah, dilihat orang” jawabnya ragu-ragu sambil melihat ke arah pantai.
“Berarti kalau nggak ada orang nggak malu dong” ujarku sambil menarik tangannya agar mendekat pada saya.
“Ya.. Nggak gitu” jawabnya ragu-ragu.
“Saya udah jinak kok apalagi si boy ini paling jinak” goda saya lagi sambil menunjuk kontol saya yang sudah agak menggembung.
“Ih jorok ih” jawabnya tertawa pelan.
“Mau nggak?”
“Emm.. Bagaimana ya”
“Mau dech..” dan akhirnya dengan paksaan sedikit dan si Lia yang ragu-ragu untuk duduk, saya berhasil menariknya bahkan Lia duduk dengan sedikit ragu.

Saya pangku Lia sambil melihat kembali ke arah pantai. Posisi Lia yang saya pangku menyamping hingga kalau melihat ke pantai agak menoleh sedikit. Posisi itu sungguh enak dan kelihatan si Lia juga menikmatinya, kelihatan dari tangan kanannya yang melingkar pada bahu saya.

“Oh ya, Andi mau nanya hal pribadi, boleh nggak?”
“Boleh aja, Lia itu orangnya terbuka kok” jawabnya sambil menggeser pantatnya supaya tidak terlalu merosot. Wah si boy saya jadi berdiri gara-gara si Lia memperbaiki posisi duduknya hingga pantatnya yang semok semakin mepet sama si boy. Coba pembaca bayangkan seperti posisi saya saat ditemani cewek SMU berumur 18 tahun yang bongsor dan seksi, pasti si boy mau berontak keluar, so pasti coy.

“Lia pernah nggak making love?”
“Mmh.. Gimana ya” jawab Lia ragu-ragu sambil menggigit jari kelingking tangan kirinya.
“Ceritain dong..” bujuk saya sambil mengelus pahanya yang masih terbungkus rok abu-abunya yang mini.

Lumayanlah sebagai permulaan pemanasan, ini kesempatan kalau Lia mau making love sama saya dan kalau tidak mau paling ditolak atau ditampar atau ditinggalkan, tapi dari perasaan saya sih, sepertinya mau.

“Pernah sih sama pacar, tapi itu dulu sebelum putus”
“Kok putus, kenapa emangnya?” tanyaku sambil tangan kiri saya memegang pinggangnya yang langsing.
“Sebetulnya Lia sayang sama dia, kalau cuma making love sich tidak apa-apa”
“Yang penting pake kondom supaya aman”
“Terus apa masalahnya?”
“Ya itu, making lovenya agak aneh, masak Lia diikat dulu”
“Wah, itu sich namanya ada kelainan namanya, harusnya dengan lembut”
“Oh ya, Andi kalau making love sama tamunya secara lembut ya”
“Tentu saja, maka banyak cewek yang senang dengan cara yang romantis dan lembut”
“Asyik dong”
“Mau nyobain nggak?” tantang saya sambil mengelus tangan kirinya yang ternyata sangat halus.
“Wuhh.. Maunya tuch” jawab Lia mencibirkan bibirnya yang seksi.
“Pegang aja boleh nggak ya?” tanya saya mengiba dan tangan kanan saya mulai mengelus-ngelus pahanya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dengan lembut.
“Emh.. Gimana ya.. Dikit aja ya” jawab Lia mengejutkan saya yang tadinya cuma bercanda, eh tidak tahunya dapat durian runtuh.
“Lia, mau bagian mana dulu?” goda saya sambil mengelus punggungnya yang halus.
“Ih genit ah..” candanya manja.

Saya naikkan tangan kanan saya mencoba menjamah payudara kirinya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dan kelihatannya tidak ada penolakan dari Lia. Dengan perlahan lehernya saya cium perlahan dan jamahan tangan saya berubah menjadi remasan supaya membangkitkan gairahnya. Ternyata Lia adalah tipe cewek yang libidonya cepat naik.

“Geli.. Ndi..” rintihnya pelan, tangan kirinya membantu tangan kanan saya untuk lebih aktif meremas payudara kiri dan kanannya secara bergantian. Lehernya yang putih saya cium dan jilat semakin cepat.
“Sst.. pe.. lan.. Ndi..”

Setelah beberapa menit, tiba-tiba Lia menurunkan tangan saya dan tangannya dengan terampil melepas tiga kancing atas bajunya serta mengarahkan tangan saya masuk ke dalam baju seragam SMU-nya dan tangan kirinya mengusap pipi saya. Tangan kananku yang sudah separuh masuk baju seragamnya langsung masuk juga dalam BH-nya yang ternyata berwarna putih polos. Gundukan payudaranya ternyata sudah keras dan tanpa menunggu aba-aba saya remas payudaranya dengan perlahan, kadang-kadang saya pelintir puting susunya.

“Ndi.. Sst.. Mmh.. Yang ki.. ri.. sst..” rintihnya pelan takut kedengaran.
“Lia, boleh nggak saya ci..” belum sempat habis pertanyaan saya, Lia sudah mencium saya dengan lembut yang kemudian saya balas ciumannya.

Semakin lama lidah saya mencari lidah Lia dan kami pun berciuman dengan mesra, bahkan saling menjilat bibir masing-masing. Sambil berciuman, kancing baju atas seragam Lia yang tersisa itu pun langsung saya lepas hingga tampaklah payudaranya dengan jelas. Kembali saya cium payudaranya. Selama beberapa menit berciuman, kuluman dan hisapan pada putingnya membikin Lia bertambah merintih dan mendesis, untung saja pada saat itu masih sepi dan bukan hari libur atau hari minggu.

“Mmh.. gan.. ti.. sst.. kiri.. sstt..” rintih Lia memberi aba-aba sambil tangan meraih kepala saya dan menggeser serta menekan pada payudaranya.
“Ter.. Us.. Sst.. Ndi..”

Tangan kanan saya yang sedang berada di pusarnya turun merayap masuk ke dalam rok abu-abunya dan mengelus vaginanya yang masih terbungkus CD searah jarum jam.

“Sst.. Terus.. Ndi” rintih Lia yang ikut membantu menyingkapkan rok abu-abu SMU-nya ke atas hingga pantatnya yang putih menyentuh paha saya yang masih terbungkus celana jins.

Setelah beberapa saat, saya masukkan tangan kanan ke dalam CD putihnya yang ternyata ditumbuhi bulu halus yang terawat rapi dan saya usap beberapa menit.

“Sst.. Ndi.. Ge.. Li.. Mmh..” gumam Lia pelan sambil matanya menatap setengah sayu. Gerakan jari tangan saya keluar masukkan ke dalam vaginanya yang mulai basah.
“Mmh.. Sst.. Enak.. Ndi.. Te.. Rus.. Agak cepe.. tan.. Sst”
“Sst.. Ya.. Nah.. Sst.. Gitu” rintih Lia yang kelihatan mulai terangsang hebat.

Tangan kiri saya yang tadinya hanya mengusap-usap pinggangnya jadi aktif mengusap payudara kirinya dan saya percepat permainan tangan pada vaginanya dan tiba-tiba saja Lia menjepit tangan saya dan disusul keluarnya cairan putih, berarti Lia telah orgasme yang pertama.

“Mmh.. Nikmat juga ya rasanya Ndi” gumam Lia sambil memandangku sayu.
“Mau nggak ngerasain si boy?” bujuk saya melihat Lia yang sedang terangsang berat.
“Mmh..” gumannya pelan, agak ragu Lia menjawab tapi akhirnya Lia pindah ke belakang mobil, wah tambah asyik nich.

Saya juga berpindah ke belakang mobil sambil melepas celana jins serta CD saya hingga bagian bawah saya bugil dan atasnya masih memakai kaos, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada orang lewat.

“Ndi.. Pelan aja” guman Lia pelan sambil melepas CD putihnya hingga Lia sekarang bagian bawah atasnya juga bugil cuma memakai baju seragam SMU-nya tanpa BH.
“Ya, Sayang, kupakai kondom dulu ya supaya aman” jawab saya sambil mengambil posisi duduk menghadap ke depan dan mengarahkan Lia dalam posisi saya pangku serta menghadap saya. Pantatnya yang semok saya pegang dengan kedua tangan dan memberi arahan pada Lia.
“Pegangin si boy, ya tangan kanan” pinta saya pada Lia yang memegang kontolku dan mengarahkan ke vaginanya yang masih sempit.
“Nanti Lia dorong ke bawah ya, kalau udah pas kontolnya”
“Aduh.. Sakit..” rintih Lia karena kontol saya meleset pada bibir vaginanya.

Kembali saya arahkan kontol pada lubang vaginanya, pada usaha keempat, bless akhirnya masuk kepala dulu.

“Sst.. Pe.. Lan.. Ndi..” Rintih Lia sambil memegang tangan kiri saya dengan tangan kanannya dan mengigit bibir bawahnya dengan pelan.
“Pertamanya sakit kok, tapi agak lama juga enak” rayu saya sambil mendorong pinggulnya ke bawah hingga lama kelamaan, bless..
“Akhh..” jerit Lia lirih karena kontol saya semuanya masuk dalam vaginanya.
“Gimana rasanya?”
“Sakit sich, tapi.. Geli..” gumam Lia mencium saya dengan lembut. Dengan perlahan saya sodok vaginanya naik turun hingga Lia mendesis lirih.
“Sst.. Agak.. ee.. tengah.. sst..” rintih Lia lirih sambil menggoyangkan pinggulnya hingga sodokan dan goyangan itu menimbulkan bunyi clop.. clop.. clop.., begitu kira-kira.

Semakin lama sodokan saya percepat disertai dengan goyangan Lia yang makin liar hingga tangan saya kewalahan menahan posisi vaginanya agar pas pada kontol saya yang keluar masuk makin cepat. Bahkan payudaranya bergoyang-goyang ke atas ke bawah, kadang membentur muka saya, sungguh nikmat sekali pembaca sekalian.

“Barengan ya keluarnya ya.. Mmh..” perintah saya pada Lia karena sepertinya lahar putih saya sudah sampai puncaknya, jadi saya berusaha bertahan beberapa menit lagi.
“Mmhm.. Sst.. Ya.. Ndi..”
“Ce.. Petan.. Sst.. Ndi..” rintih Lia sambil memeluk dan menjepit saya dengan keras. Rupanya Lia sudah mencapai puncaknya dengan goyangannya yang makin keras.
“Ssrtss.. Seka.. Rang.. Sst.. Akhkk..” jerit Lia karena keluarnya cairan putih itu yang berbarengan dengan bobolnya pertahanan saya, secara bersaman kami saling memeluk menikmati sensasi yang luar biasa itu.

Beberapa saat kami masih berpelukan disertai tetesan keringat membasahi badan padahal mobil masih menjalankan AC-nya hampir full.

“Gimana rasanya, puas nggak” tanya saya sambil mencium bibirnya yang indah itu.
“Ternyata enak juga making love sama Om Andi”
“Lain sama pacarnya Lia, agak kasar sich” celotehnya sambil melepaskan pelukan saya dan memakai kembali CD dan BH-nya yang berwarna putih itu, setelah Lia kembali memakai seragam sekolahnya dan tentu saya juga, jam telah menunjukkan pukul 11.45 siang.
“Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau Om Andi kutraktir”
“Boleh saja, sekarang kita kemana?” tanya saya melihat Lia menjalankan mobilnya menuju kota.
“Pulang dong” jawabnya manja.
“Lho, terus saya ngapain”
“Nanti kukenalin sama mamanya Lia dan adiknya Lia, mau nggak Om?”
“Okey..”

Ternyata Lia tinggal di perumahan mewah, pantas bawanya mobil. Tampak seorang wanita yang anggun dan cantik berusia kurang lebih 47 tahun sedang membaca sebuah majalah. Tapi yang menarik perhatian saya, baju longdress yang dikenakannya dengan belahan atas yang rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang berwarna putih itu, mungkin lebih besar daripada punya Lia, tingginya kira-kira 163 cm/50 kg.

“Selamat siang Bu” sapa saya sopan.
“Selamat siang Pak” jawabnya ramah sambil bersalaman dengan saya.
“Ini Ma, guru privat matematika Lia yang baru, rencananya sich abis makan siang kita belajar”
“Oh ini to, yang namanya Pak Andi yang sering diceritain Lia”
“E.. Eh.. Ya..” jawab saya tergagap-gagap karena begitu lihainya Lia memperkenalkan saya sebagai guru privatnya, pelajaran matematika lagi, aduh.. gawat padahal saya tidak bisa apa-apa.

Setelah berbicara dengan ibunya mengenai les dan biaya tetek bengek lainnya, disepakati bahwa les privat cuma bisa saya lakukan dua minggu, itu pun harinya selang seling. Siang itu saya makan bersama Lia setelah ditinggal ibunya pergi keluar dan baru pulang sore hari. Lia sudah berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos ketat khas ABG.

“Gila kamu Lia, nanti kalau ketahuan ibumu gimana?”
“Tenang aja Om, mama itu jarang kok nyampurin urusan Lia”
“Oh, gitu”
“Katanya Om mau ngajarin Lia” goda Lia penuh arti sambil mengerling nakal. Ini baru namanya surga dunia, setelah puas makan kami mengobrol sambil menonton film DVD yang dibawa Lia.

Selama dua minggu itu sebelum Lia akhirnya pindah ke Jakarta, kami sering making love tanpa sepengetahuan mamanya, pokoknya hampir tiap bertemu dengan berbagai posisi, yang sering di mobil, kamar tidur, kamar mandi, bahkan di suatu acara ulang tahun mamanya, saya diundang.

“Gimana Ndi, ramai nggak ulang tahun mama saya?”
“Wah, ramai sekali, pasti papamu pejabat ya?”
“Ah enggak kok, Papa itu pengusaha”
“Oh gitu” jawab saya sambil memperhatikan Lia yang malam itu memakai gaun yang sungguh indah, apalagi belahan atas gaunnya sungguh rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang putih itu, mungkin tidak pake BH, gaunnya yang berwarna hijau cuma sebatas di atas lutut. Bahkan kalau Lia duduk dan saya perhatikan gaun bawahnya, mungkin dengan sengaja Lia membuka gaun bawahnya hingga memperlihatkan CD-nya yang berwarna merah muda itu. Wow, sungguh membuat si boy berontak, tapi saya pura-pura cool saja.

“Ndi, Lia lagi pengin nich, gimana?” tanya Lia tiba-tiba sambil mendekat pada saya.
“Kita cari ruangan yuk” ajak saya yang kebetulan tadi melihat ruangan dekat taman sedang kosong.
“Lho kok ke sini, apa tidak ke kamar?” tanya Lia heran.
“Bosan ah di kamar, cari variasi lain, mau nggak?”
“Ayo, cepetan waktunya mepet nich” gandeng Lia terburu-buru.
“Lia, kamu malam ini can..” belum sempat saya berkata romantis sudah dipotong Lia dengan ciumannya yang melumat bibir saya dengan ganas, kami pun berciuman dengan alot sambil tangan saya masuk ke belahan gaunnya dan meremas payudaranya dengan gemas.
“Mmh..” gumam Lia karena bibirnya sudah menyatu dengan bibir saya sambil tangannya membuka resleting celana panjang saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah berdiri sejak tadi.

Beberapa menit kami saling melakukan ciuman dan remasan hingga akhirnya Lia mendorong saya perlahan.

“Ayo Ndi, buka celanamu” perintah Lia sambil melepas CD saya dan Lia mengambil posisi berjongkok untuk menghisap kontolku dengan sedotan yang agak keras.
“Pe.. Lan.. Aja..” pinta saya pada Lia karena kerasnya hisapan Lia hingga semua kontol saya masuk pada mulutnya. Beberapa menit telah berlalu dan saya sungguh tidak tahan dengan posisi tersebut.
“Gantian dong..” pinta saya pada Lia sambil saya berjongkok dan membuka CD merah mudanya serta menghisap vaginanya dan mencari biji kacangnya, menghisap dan menjilat sampai dalam vaginanya hingga semakin banyak cairan yang keluar dan Lia semakin merintih-rintih dalam posisi berdiri.
“Sst.. Isep.. Yang keras.. Ndi.. Sst..”
“Udah Ndi.. Sst.. Ayo..” rintihan dan celotehan Lia meminta saya untuk memasukkan si boy ke dalam vaginanya.

Kami sekarang berdiri tapi Lia menghadap ke tembok, saya singkap gaunnya dari belakang, dengan dibantu Lia saya berusaha menyodokkan kontol saya dari belakang pantatnya. Akhirnya masuk semua kontol saya dalam vaginanya, sodokan demi sodokan dengan cepat membuat Lia merintih meminta saya segera mengakhiri permainan itu, beberapa puluh menit kemudian..

“Sst.. Ayo.. Ndi.. Sst.. Keluarin..”
“Lia udah pegel nich sst..” rintih Lia lirih karena kami jarang melakukannya dalam posisi berdiri.
“Sst.. Aduh.. Akhkk..” Dan akhirnya croott.. croot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan dengan jeritan Lia.

Itulah malam terakhir kami sebelum Amelia dan mamanya pindah ke Jakarta mengikuti tugas papanya yang saya dengar dipromosikan jadi general manager di sana. Selamat jalan Lia, sampai ketemu lagi lain waktu, dan kalau kamu membaca cerita ini, jangan lupa ya kasih komentarmu bagian mana yang kurang.Amelia atau panggilannya Lia, gadis berkulit putih, tinggi 187 cm, berat 52 kg dan ukuran payudaranya saya perkirakan 34B, betul-betul anak SMU yang baru berkembang.

Awal perkenalan saya dengan Lia, kami janji bertemu di rental internet favorit saya dekat mall.

“Hallo.. Om yang namanya Andi?” tanya seorang gadis SMU pada saya.
“Iya.. Amelia ya?” tanya saya kembali padanya sambil memperhatikan wajahnya yang manis, rambut hitam lurus sebahu dan masih memakai seragam SMU-nya.
“Lagi ngapain Om?” tanyanya sambil duduk di kursi sebelah saya.
“Liat email yang masuk nich, panggil aja Andi ya” pintaku.
“Ya, panggil juga saya dengan Lia” jawabnya sambil mepet melihat ke arah monitor komputer.
“Okey, Lia bolos sekolah ya, jangan keserinngan bolos loh” nasehatku.
“Enggak kok, wong nggak ada guru, lagi ada rapat tuch”

Wangi juga bau parfumnya, mana rok abu-abunya span lagi, si boy jadi bangkit nich. Wah, kalo bisa making love sama Lia, asyik juga.. Huh dasar lagi mumet nich otak, maunya si boy saja.

“Ndi, Lia boleh tanya nggak?”
“Boleh aja, andi itu orangnya terbuka kok en’ fair, mau nanya apa?”
“Kalo tamu ceweknya Andi ngajak jalan-jalan, bayar nggak?”
“Oh itu, ya terserah ceweknya, pokoknya keliling Lombok ditanggung senang dech”
“Masalah hotel, akomodasi dan lain-lain ditanggung tamu, gitu”
“Kalo making love gimana?” tanya Lia antusias.
“Kalo making love sich, terserah tamunya, kalo suka sama Andi, ayo aja”
“Biasanya Andi selama ini dibayar berapa sich?”
“Ya, kira-kira lima ratus ribu sampai satu jutaan”
“Itu berapa hari?”
“Terserah tamunya aja mau berapa hari, okey, puas?”
“Mmh..” guman Lia seperti ingin menanyakan sesuatu tapi ragu-ragu.
“Kalo Lia udah pernah dicium belum atau udah pernah making love?” tanyaku.
“Ih, si Om nanyanya gitu”
“Ah, nggak usah malu sama Andi, ceritain aja”
“Belum sich Ndi, cuma kalo nonton BF sering”
“Jangan ditonton aja, praktek dong sama pacar” tantang saya sambil menepuk pundaknya.
“Pacarnya Lia itu agak aneh kok”
“Gimana kalo praktek sama Andi, ditanggung senang dan tidak bakalan hamil”
“Hush, jangan aneh-aneh Ndi, Lia udah punya pacar lho”
“Nggak aneh kok, kalo praktek pacar-pacaran” rayu saya, sepertinnya ada peluang nich. Saya harus merayunya supaya Lia tidak ragu-ragu lagi.
“Iya sich, tapi..” jawabnya ragu-ragu.

Setelah selesai membalas email yang masuk, saya berencana mengajak Lia ke pantai Senggigi, siapa tahu ada kesempatan, ya nggak pembaca. Ternyata Lia itu tinggal bersama ibunya yang masih berusia 47 tahun dan suaminya tugas keluar pulau selama beberapa bulan.

“Mau nggak ke pantai jalan-jalan, tadi Lia naik apa?”
“Naik mobil, pake mobil Lia aja” ajaknya bersemangat sambil menggandeng tangan saya seperti Om dan keponakannya.

Ternyata mobilnya memakai kaca rayban gelap dan ber-AC lagi, jadi siang itu kami meluncur ke pantai senggigi dan sebelumnya kami membeli beberapa camilan dan saya juga membeli kondom, biasa.. he.. he..

Lia menjalankan mobil dengan santai, tapi saya jadi tegang terutama si boy dan bukan mobilnya yang jalan santai yang membuat saya tegang, rok abu-abunya itu lho. Sudah span, pas duduk dalam mobil otomatis bertambah pendek saja hingga memperlihatkan setengah bagian pahanya yang putih mulus dan masih kencang.

“Eh, Ndi kok bengong, ngelamun jorok ya?”
“Eh.. Eh.. Nggak juga” jawab saya tergagap-gagap.
“Terus kenapa liatin pahanya Lia terus”
“Badanmu itu bagus kok, rajin fitnes ya?”
“Pasti, supaya badan Lia tetap fit dan seksi. Gimana, seksi nggak?” tanyanya tersenyum.
“Seksi bo! Eh Lia parkir aja yang di pojok tuch” tunjukku pada sebuah pojokan, agak menjauh dari jalan raya dan terlindungi oleh pepohonan, asyik nih siapa tahu bisa indehoy.
“Bagus juga tuch tempatnya” jawab Lia setuju sambil memarkirkan mobilnya hingga pas dengan lebatnya pepohonan, yang kalau dari jalan raya tidak kelihatan dan juga tempatnya sepi, jauh dari pemukiman dan lalu lalang orang, paling-paling orang yang berjalan di pantai, itupun agak samar-samar.

Mudah-mudahan pembaca tidak bingung membayangkan ilustrasi tempat yang saya ceritakan. Setelah Lia parkir, kami saling curhat tentang masalah pribadi Lia yang belum pernah making love dan ibunya yang sering kesepian ditinggal suaminya pergi.

“Ngomongnya nggak enak ya kalo kita berjauhan begini”
“Maksud Andi..”
“Lia duduk aja dekat Andi”
“Tapi kursi itu kan cuma satu”
“Ayo dong Lia, duduk sini kupangku” rayu saya sambil menarik tangan kanannya.
“Malu ah, dilihat orang” jawabnya ragu-ragu sambil melihat ke arah pantai.
“Berarti kalau nggak ada orang nggak malu dong” ujarku sambil menarik tangannya agar mendekat pada saya.
“Ya.. Nggak gitu” jawabnya ragu-ragu.
“Saya udah jinak kok apalagi si boy ini paling jinak” goda saya lagi sambil menunjuk kontol saya yang sudah agak menggembung.
“Ih jorok ih” jawabnya tertawa pelan.
“Mau nggak?”
“Emm.. Bagaimana ya”
“Mau dech..” dan akhirnya dengan paksaan sedikit dan si Lia yang ragu-ragu untuk duduk, saya berhasil menariknya bahkan Lia duduk dengan sedikit ragu.

Saya pangku Lia sambil melihat kembali ke arah pantai. Posisi Lia yang saya pangku menyamping hingga kalau melihat ke pantai agak menoleh sedikit. Posisi itu sungguh enak dan kelihatan si Lia juga menikmatinya, kelihatan dari tangan kanannya yang melingkar pada bahu saya.

“Oh ya, Andi mau nanya hal pribadi, boleh nggak?”
“Boleh aja, Lia itu orangnya terbuka kok” jawabnya sambil menggeser pantatnya supaya tidak terlalu merosot. Wah si boy saya jadi berdiri gara-gara si Lia memperbaiki posisi duduknya hingga pantatnya yang semok semakin mepet sama si boy. Coba pembaca bayangkan seperti posisi saya saat ditemani cewek SMU berumur 18 tahun yang bongsor dan seksi, pasti si boy mau berontak keluar, so pasti coy.

“Lia pernah nggak making love?”
“Mmh.. Gimana ya” jawab Lia ragu-ragu sambil menggigit jari kelingking tangan kirinya.
“Ceritain dong..” bujuk saya sambil mengelus pahanya yang masih terbungkus rok abu-abunya yang mini.

Lumayanlah sebagai permulaan pemanasan, ini kesempatan kalau Lia mau making love sama saya dan kalau tidak mau paling ditolak atau ditampar atau ditinggalkan, tapi dari perasaan saya sih, sepertinya mau.

“Pernah sih sama pacar, tapi itu dulu sebelum putus”
“Kok putus, kenapa emangnya?” tanyaku sambil tangan kiri saya memegang pinggangnya yang langsing.
“Sebetulnya Lia sayang sama dia, kalau cuma making love sich tidak apa-apa”
“Yang penting pake kondom supaya aman”
“Terus apa masalahnya?”
“Ya itu, making lovenya agak aneh, masak Lia diikat dulu”
“Wah, itu sich namanya ada kelainan namanya, harusnya dengan lembut”
“Oh ya, Andi kalau making love sama tamunya secara lembut ya”
“Tentu saja, maka banyak cewek yang senang dengan cara yang romantis dan lembut”
“Asyik dong”
“Mau nyobain nggak?” tantang saya sambil mengelus tangan kirinya yang ternyata sangat halus.
“Wuhh.. Maunya tuch” jawab Lia mencibirkan bibirnya yang seksi.
“Pegang aja boleh nggak ya?” tanya saya mengiba dan tangan kanan saya mulai mengelus-ngelus pahanya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dengan lembut.
“Emh.. Gimana ya.. Dikit aja ya” jawab Lia mengejutkan saya yang tadinya cuma bercanda, eh tidak tahunya dapat durian runtuh.
“Lia, mau bagian mana dulu?” goda saya sambil mengelus punggungnya yang halus.
“Ih genit ah..” candanya manja.

Saya naikkan tangan kanan saya mencoba menjamah payudara kirinya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dan kelihatannya tidak ada penolakan dari Lia. Dengan perlahan lehernya saya cium perlahan dan jamahan tangan saya berubah menjadi remasan supaya membangkitkan gairahnya. Ternyata Lia adalah tipe cewek yang libidonya cepat naik.

“Geli.. Ndi..” rintihnya pelan, tangan kirinya membantu tangan kanan saya untuk lebih aktif meremas payudara kiri dan kanannya secara bergantian. Lehernya yang putih saya cium dan jilat semakin cepat.
“Sst.. pe.. lan.. Ndi..”

Setelah beberapa menit, tiba-tiba Lia menurunkan tangan saya dan tangannya dengan terampil melepas tiga kancing atas bajunya serta mengarahkan tangan saya masuk ke dalam baju seragam SMU-nya dan tangan kirinya mengusap pipi saya. Tangan kananku yang sudah separuh masuk baju seragamnya langsung masuk juga dalam BH-nya yang ternyata berwarna putih polos. Gundukan payudaranya ternyata sudah keras dan tanpa menunggu aba-aba saya remas payudaranya dengan perlahan, kadang-kadang saya pelintir puting susunya.

“Ndi.. Sst.. Mmh.. Yang ki.. ri.. sst..” rintihnya pelan takut kedengaran.
“Lia, boleh nggak saya ci..” belum sempat habis pertanyaan saya, Lia sudah mencium saya dengan lembut yang kemudian saya balas ciumannya.

Semakin lama lidah saya mencari lidah Lia dan kami pun berciuman dengan mesra, bahkan saling menjilat bibir masing-masing. Sambil berciuman, kancing baju atas seragam Lia yang tersisa itu pun langsung saya lepas hingga tampaklah payudaranya dengan jelas. Kembali saya cium payudaranya. Selama beberapa menit berciuman, kuluman dan hisapan pada putingnya membikin Lia bertambah merintih dan mendesis, untung saja pada saat itu masih sepi dan bukan hari libur atau hari minggu.

“Mmh.. gan.. ti.. sst.. kiri.. sstt..” rintih Lia memberi aba-aba sambil tangan meraih kepala saya dan menggeser serta menekan pada payudaranya.
“Ter.. Us.. Sst.. Ndi..”

Tangan kanan saya yang sedang berada di pusarnya turun merayap masuk ke dalam rok abu-abunya dan mengelus vaginanya yang masih terbungkus CD searah jarum jam.

“Sst.. Terus.. Ndi” rintih Lia yang ikut membantu menyingkapkan rok abu-abu SMU-nya ke atas hingga pantatnya yang putih menyentuh paha saya yang masih terbungkus celana jins.

Setelah beberapa saat, saya masukkan tangan kanan ke dalam CD putihnya yang ternyata ditumbuhi bulu halus yang terawat rapi dan saya usap beberapa menit.

“Sst.. Ndi.. Ge.. Li.. Mmh..” gumam Lia pelan sambil matanya menatap setengah sayu. Gerakan jari tangan saya keluar masukkan ke dalam vaginanya yang mulai basah.
“Mmh.. Sst.. Enak.. Ndi.. Te.. Rus.. Agak cepe.. tan.. Sst”
“Sst.. Ya.. Nah.. Sst.. Gitu” rintih Lia yang kelihatan mulai terangsang hebat.

Tangan kiri saya yang tadinya hanya mengusap-usap pinggangnya jadi aktif mengusap payudara kirinya dan saya percepat permainan tangan pada vaginanya dan tiba-tiba saja Lia menjepit tangan saya dan disusul keluarnya cairan putih, berarti Lia telah orgasme yang pertama.

“Mmh.. Nikmat juga ya rasanya Ndi” gumam Lia sambil memandangku sayu.
“Mau nggak ngerasain si boy?” bujuk saya melihat Lia yang sedang terangsang berat.
“Mmh..” gumannya pelan, agak ragu Lia menjawab tapi akhirnya Lia pindah ke belakang mobil, wah tambah asyik nich.

Saya juga berpindah ke belakang mobil sambil melepas celana jins serta CD saya hingga bagian bawah saya bugil dan atasnya masih memakai kaos, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada orang lewat.

“Ndi.. Pelan aja” guman Lia pelan sambil melepas CD putihnya hingga Lia sekarang bagian bawah atasnya juga bugil cuma memakai baju seragam SMU-nya tanpa BH.
“Ya, Sayang, kupakai kondom dulu ya supaya aman” jawab saya sambil mengambil posisi duduk menghadap ke depan dan mengarahkan Lia dalam posisi saya pangku serta menghadap saya. Pantatnya yang semok saya pegang dengan kedua tangan dan memberi arahan pada Lia.
“Pegangin si boy, ya tangan kanan” pinta saya pada Lia yang memegang kontolku dan mengarahkan ke vaginanya yang masih sempit.
“Nanti Lia dorong ke bawah ya, kalau udah pas kontolnya”
“Aduh.. Sakit..” rintih Lia karena kontol saya meleset pada bibir vaginanya.

Kembali saya arahkan kontol pada lubang vaginanya, pada usaha keempat, bless akhirnya masuk kepala dulu.

“Sst.. Pe.. Lan.. Ndi..” Rintih Lia sambil memegang tangan kiri saya dengan tangan kanannya dan mengigit bibir bawahnya dengan pelan.
“Pertamanya sakit kok, tapi agak lama juga enak” rayu saya sambil mendorong pinggulnya ke bawah hingga lama kelamaan, bless..
“Akhh..” jerit Lia lirih karena kontol saya semuanya masuk dalam vaginanya.
“Gimana rasanya?”
“Sakit sich, tapi.. Geli..” gumam Lia mencium saya dengan lembut. Dengan perlahan saya sodok vaginanya naik turun hingga Lia mendesis lirih.
“Sst.. Agak.. ee.. tengah.. sst..” rintih Lia lirih sambil menggoyangkan pinggulnya hingga sodokan dan goyangan itu menimbulkan bunyi clop.. clop.. clop.., begitu kira-kira.

Semakin lama sodokan saya percepat disertai dengan goyangan Lia yang makin liar hingga tangan saya kewalahan menahan posisi vaginanya agar pas pada kontol saya yang keluar masuk makin cepat. Bahkan payudaranya bergoyang-goyang ke atas ke bawah, kadang membentur muka saya, sungguh nikmat sekali pembaca sekalian.

“Barengan ya keluarnya ya.. Mmh..” perintah saya pada Lia karena sepertinya lahar putih saya sudah sampai puncaknya, jadi saya berusaha bertahan beberapa menit lagi.
“Mmhm.. Sst.. Ya.. Ndi..”
“Ce.. Petan.. Sst.. Ndi..” rintih Lia sambil memeluk dan menjepit saya dengan keras. Rupanya Lia sudah mencapai puncaknya dengan goyangannya yang makin keras.
“Ssrtss.. Seka.. Rang.. Sst.. Akhkk..” jerit Lia karena keluarnya cairan putih itu yang berbarengan dengan bobolnya pertahanan saya, secara bersaman kami saling memeluk menikmati sensasi yang luar biasa itu.

Beberapa saat kami masih berpelukan disertai tetesan keringat membasahi badan padahal mobil masih menjalankan AC-nya hampir full.

“Gimana rasanya, puas nggak” tanya saya sambil mencium bibirnya yang indah itu.
“Ternyata enak juga making love sama Om Andi”
“Lain sama pacarnya Lia, agak kasar sich” celotehnya sambil melepaskan pelukan saya dan memakai kembali CD dan BH-nya yang berwarna putih itu, setelah Lia kembali memakai seragam sekolahnya dan tentu saya juga, jam telah menunjukkan pukul 11.45 siang.
“Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau Om Andi kutraktir”
“Boleh saja, sekarang kita kemana?” tanya saya melihat Lia menjalankan mobilnya menuju kota.
“Pulang dong” jawabnya manja.
“Lho, terus saya ngapain”
“Nanti kukenalin sama mamanya Lia dan adiknya Lia, mau nggak Om?”
“Okey..”

Ternyata Lia tinggal di perumahan mewah, pantas bawanya mobil. Tampak seorang wanita yang anggun dan cantik berusia kurang lebih 47 tahun sedang membaca sebuah majalah. Tapi yang menarik perhatian saya, baju longdress yang dikenakannya dengan belahan atas yang rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang berwarna putih itu, mungkin lebih besar daripada punya Lia, tingginya kira-kira 163 cm/50 kg.

“Selamat siang Bu” sapa saya sopan.
“Selamat siang Pak” jawabnya ramah sambil bersalaman dengan saya.
“Ini Ma, guru privat matematika Lia yang baru, rencananya sich abis makan siang kita belajar”
“Oh ini to, yang namanya Pak Andi yang sering diceritain Lia”
“E.. Eh.. Ya..” jawab saya tergagap-gagap karena begitu lihainya Lia memperkenalkan saya sebagai guru privatnya, pelajaran matematika lagi, aduh.. gawat padahal saya tidak bisa apa-apa.

Setelah berbicara dengan ibunya mengenai les dan biaya tetek bengek lainnya, disepakati bahwa les privat cuma bisa saya lakukan dua minggu, itu pun harinya selang seling. Siang itu saya makan bersama Lia setelah ditinggal ibunya pergi keluar dan baru pulang sore hari. Lia sudah berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos ketat khas ABG.

“Gila kamu Lia, nanti kalau ketahuan ibumu gimana?”
“Tenang aja Om, mama itu jarang kok nyampurin urusan Lia”
“Oh, gitu”
“Katanya Om mau ngajarin Lia” goda Lia penuh arti sambil mengerling nakal. Ini baru namanya surga dunia, setelah puas makan kami mengobrol sambil menonton film DVD yang dibawa Lia.

Selama dua minggu itu sebelum Lia akhirnya pindah ke Jakarta, kami sering making love tanpa sepengetahuan mamanya, pokoknya hampir tiap bertemu dengan berbagai posisi, yang sering di mobil, kamar tidur, kamar mandi, bahkan di suatu acara ulang tahun mamanya, saya diundang.

“Gimana Ndi, ramai nggak ulang tahun mama saya?”
“Wah, ramai sekali, pasti papamu pejabat ya?”
“Ah enggak kok, Papa itu pengusaha”
“Oh gitu” jawab saya sambil memperhatikan Lia yang malam itu memakai gaun yang sungguh indah, apalagi belahan atas gaunnya sungguh rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang putih itu, mungkin tidak pake BH, gaunnya yang berwarna hijau cuma sebatas di atas lutut. Bahkan kalau Lia duduk dan saya perhatikan gaun bawahnya, mungkin dengan sengaja Lia membuka gaun bawahnya hingga memperlihatkan CD-nya yang berwarna merah muda itu. Wow, sungguh membuat si boy berontak, tapi saya pura-pura cool saja.

“Ndi, Lia lagi pengin nich, gimana?” tanya Lia tiba-tiba sambil mendekat pada saya.
“Kita cari ruangan yuk” ajak saya yang kebetulan tadi melihat ruangan dekat taman sedang kosong.
“Lho kok ke sini, apa tidak ke kamar?” tanya Lia heran.
“Bosan ah di kamar, cari variasi lain, mau nggak?”
“Ayo, cepetan waktunya mepet nich” gandeng Lia terburu-buru.
“Lia, kamu malam ini can..” belum sempat saya berkata romantis sudah dipotong Lia dengan ciumannya yang melumat bibir saya dengan ganas, kami pun berciuman dengan alot sambil tangan saya masuk ke belahan gaunnya dan meremas payudaranya dengan gemas.
“Mmh..” gumam Lia karena bibirnya sudah menyatu dengan bibir saya sambil tangannya membuka resleting celana panjang saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah berdiri sejak tadi.

Beberapa menit kami saling melakukan ciuman dan remasan hingga akhirnya Lia mendorong saya perlahan.

“Ayo Ndi, buka celanamu” perintah Lia sambil melepas CD saya dan Lia mengambil posisi berjongkok untuk menghisap kontolku dengan sedotan yang agak keras.
“Pe.. Lan.. Aja..” pinta saya pada Lia karena kerasnya hisapan Lia hingga semua kontol saya masuk pada mulutnya. Beberapa menit telah berlalu dan saya sungguh tidak tahan dengan posisi tersebut.
“Gantian dong..” pinta saya pada Lia sambil saya berjongkok dan membuka CD merah mudanya serta menghisap vaginanya dan mencari biji kacangnya, menghisap dan menjilat sampai dalam vaginanya hingga semakin banyak cairan yang keluar dan Lia semakin merintih-rintih dalam posisi berdiri.
“Sst.. Isep.. Yang keras.. Ndi.. Sst..”
“Udah Ndi.. Sst.. Ayo..” rintihan dan celotehan Lia meminta saya untuk memasukkan si boy ke dalam vaginanya.

Kami sekarang berdiri tapi Lia menghadap ke tembok, saya singkap gaunnya dari belakang, dengan dibantu Lia saya berusaha menyodokkan kontol saya dari belakang pantatnya. Akhirnya masuk semua kontol saya dalam vaginanya, sodokan demi sodokan dengan cepat membuat Lia merintih meminta saya segera mengakhiri permainan itu, beberapa puluh menit kemudian..

“Sst.. Ayo.. Ndi.. Sst.. Keluarin..”
“Lia udah pegel nich sst..” rintih Lia lirih karena kami jarang melakukannya dalam posisi berdiri.
“Sst.. Aduh.. Akhkk..” Dan akhirnya croott.. croot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan dengan jeritan Lia.

Itulah malam terakhir kami sebelum Amelia dan mamanya pindah ke Jakarta mengikuti tugas papanya yang saya dengar dipromosikan jadi general manager di sana. Selamat jalan Lia, sampai ketemu lagi lain waktu, dan kalau kamu membaca cerita ini, jangan lupa ya kasih komentarmu bagian mana yang kurang.
readmore »»  

Cerita Seks Nafsu Tapi Sedarah


Cerita dalam dunia dewasa ini memang sudah gila , dimana-mana kita melihat nafsu mesum bahkan terjadi pada saudara sedarah. Bahkan tak jarang kita menemui berita hot di  televisi tentang perselingkuhan istri dengan adiknya, atau bahkan cerita tante dengan keponakannya melakukan hal-hal yang seharusnya terlarang.

Bahkan jika kita melakukan pencarian di internet kita akan banyak menemukan cerita yang katanya berdasarkan kisah nyata. Yang isinya tentang cerita ngentot dan kebanyakan adalah hubungan sedarah. ML seharusnya dilakukan oleh pasangan yang sah secara hukum dan agama, bukannya pasangan yang bakan memiliki hubungan sedarah.

Memang cerita tentang nafsu sedarah masih kurang HOT dibandingkan tentang cerita ngewe perawan yang sering ditulis. Walaupun mereka bilang bahwa tulisan yang mereka tulis adalah kisah nyata. Mungkin hanya beberapa persen saja yang memang benar-benar sesuai kenyataan.

Tapi ya sudahlah itu tidak terlalu penting. Sekarang kita melihat kenyataan bahwa kegiatan ngentot dan ml dilakukan oleh pasangan yang tidak sah bahkan karena kekuatan uang. Bahkan sering kita melihat di berita tentang istri yang berselingkuh atau bahkan tante yang mengkhianati suaminya.

Kita harus berpikir secara dewasa mengapa semua ini terjadi, kenapa kegiatan ngesum dan ngentot bisa terjadi pada dua orang sedarah. Apakah ada faktor keluarga dan lingkungan yang mengakibatkan semua itu. Atau karena memang ada kumpulan rasa cinta diantara keduabelah pihak. Sehingga nafsu sedarah itu bisa terjadi.

Yang pasti bagi anda pelaku, atau bagi anda yang saat ini hampir memiliki nafsu ml kepada saudara sedarah. Berpikirlah baik-baik, dimanapun di dunia ini, hubungan sedarah adalah sesuatu dilarang, dari orang eropa yang maju sampai di suku-suku pedalaman di afrika semuanya setuju bahwa hubungan sedara adalah sesuatu yang terlarang. Dan bagi yang melanggarnya, well jika anda mau cermat ada banyak cerita tentang akibat yang ditimbulkannya.

Dipandang dari medis, ngentot sedarah dapat menghasilkan anak yang secara genetik bermasalah. Jadi cerita yang aku tahu, anak hasil dari istri sedarah dapat memiliki cacat seumur hidupnya, dia akan menderita seumur hidupnya. Atau lebih tragis lagi dia akan mati muda atau bahkan mati saat dilahirkan.

Tentu tidak akan ada orang tua yang sanggup melihat anaknya tumbuh dewasa dengan menderita, bukan? Jadi bagikamu yang sekarang sedang memiliki nafsu ml sedarah, urungkanlah niat kamu. Karena nafsu ngentot dan seberapapun nikmat yang didapat tidak sebanding dengan apa yang akan terjadi dengan anak hasil ml kamu itu.

Belum lagi jika kita memandangnya dari sisi akibat dalam masyarakat, tentu jika kamu memiliki pernikahan sedarah, kamu dan istri akan dikucilkan oleh keluarga besar dan tetangga kamu. Selain itu kamu akan mendapatkan hinaan dsb, belum lagi berbagai kesulitan administrasi lainnya.

Dalam sisi agama, tentu anda akan mendapatkan dosa yang sangat besar.

Baiklah kita sekarang akan menuju, bagaimana cara menghentikan nafsu sedarah

Cerita yang berkembang belakangan ini menunjukkan bahwa hubungan dewasa berdasarkan sedarah berdasarkan atas nafsu sesat bukan karena cinta dsb. Jadi untuk meghindari ml dengan saudara sendiri alangkah baiknya dengan menahan nafsu itu. Bagaimana cara menahan nafsu hot itu. Salah satunya tentu menyingkirkan hal yang berbau porno seperti membuka situs porno, CD/DVD mesum dsb.

Lalu bagaimana jika saudara sedarah kamu yang sedang nafsu dengan kamu. Ini yang jadi masalah, apalagi jika saudara kamu lebih dewasa dari kamu. Tentu dia akan lebih mendominasi dibanding kamu, Untuk itu mencegah ML dengan dia, sebaiknya hindari dia, dan jika kamu wanita, jangan menggunakan pakaian yang menggoda nafsu laki-laki.

Sudah banyak cerita menyedihkan, yaitu sesama masih keluarga baik itu tante nya, istri saudara,keponakan atau bahkan anak sendiri diperkosa. Jadi untuk wanita jagalah cara berpakaian kamu, jangan biarkan nafsu lelaki dewasa muncul untuk melakukan kegiatan mesum atau sampai ml.

Cerita nafsu yang sering terjadi akhir-akhir ini yang terpublikasikan di media masa maupun televisi, Membuat banyak orang mengerutkan dahi.Apa yang salah dengan dunia ini, saudara yang seharusnya saling membantu malah saling menyakiti.

Banyak cerita yang mengatakan ini terjadi karena perkembangan zaman. Tidak bisa dihindari!! Ya mau bagaimana lagi! kita sebagai manusia suatu saat harus menjadi dewasa. Untuk itu kita harus melaui dari zaman satu ke zaman lagi.Tapi walau itu sulit kita tidak boleh menyerah begitu saja.

Saat ini yang paling penting adalah peran penting orang tua atau orang dewasa untuk menjadi contoh dan panutan. Dengan cara itu tentunya dapat mencegah cerita perselingkuhan sedarah yang terjadi antara tante dan keponakan, adik dengan kakak, adik dengan istri kakak dsb.

Apalagi ml atau ngentot adalah kegiatan yang hanya dilakukan oleh orang dewasa yang sudah menikah dan sah secara agama. Jangan sampai kita terjerumus dengan masyarakat maksiat seperti yang terjadi di eropa, amerika dan asia timur.Kita harus menjadi bangsa yang dapat menjalankan tradisi timur yang penuh dengan kehormatan. Walaupun itu dianggap kuno tapi kita harus memperhatikannya, kalau masalah tekhnologi bolehlah kita belajar dari mereka, tapi soal kebudayaan seharusnya kita belajar dari nenek moyang kita.

Bagaimana dengan cerita sedarah yang sudah terjadi?

Untuk yang sudah terjadi segeralah bertobat, jangan paksakan diri kamu untuk melakukan kegiatan ngentot itu karena nafsu. Karena sekali lagi kegiatan mesum harusnya dilakukan oleh orang dewasa yang sudah menikah dan sah secara agama. Jadi lakukanlah ml dengan istri sah kamu.

Nafsu ngentot seperti nafas dapat terjadi suatu saat, jika ada kesempatan umpamanya, tante dewasa kamu sedikit sexy saja. Bisa-bisa ml terlarang dapat terjadi. Jadi selalu ingat agama bahwa kegiatan sex sedarah adalah hal terlarang. Jangan mencoba-coba, jika tidak sanggup segeralah hindari. Jika tidak dapat menghindari, sebisa mungkin pikirkan apa yang akan terjadi jika kamu melakukan hal itu, pikirkan masa depan kamu itu dapat menghindari hal-hal yang terburuk.

Yang ingin saya katakan disini adalah saat kamu dewasa tentu kamu dapat melakukan apa yang kamu mau asal kamu melakukannya dengan tanggung jawab. Kamu juga harus sanggup bertanggung jawab secara agama juga lho. Maka daripada itu sebaiknya mulai saat ini segera kuatkan iman kamu, dan segera tahan nafsu dengan begitu mungkin segala bentu nafsu dan setan tidak mampu menyerang kamu. Berpikirlah secara logis apa yang akan terjadi dengan anak kamu jika kamu melakukan hubungan sedarah. Dengan berpikir semacam itu dapat mencegah kamu melakukan hal terburuh terhadap tante, saudara, paman, kakak sendiri.

Cerita hot tentang hubungan ml sedarah pasti akan terjadi, yang paling penting bagaimana kita mampu memproteksi diri sendiri untuk tidak melakukan kegiatan ngentot yang dilarang agama itu. Nafsu dan dewasa adalah dua kata yang berhubungan tapi marilah kita berpikir secara sehat apa efek dari perbuatan itu. Semoga dengan artikel ini dapat membantu kamu keluar dari jurang penderitaan. Terima Kasih.
readmore »»